Heritage Tour di Sekitar Lapangan Merdeka Medan

Jika berkunjung ke kota Medan, khususnya di sekitar lapangan Merdeka, kita akan banyak sekali melihat bangunan-bangunan tua dengan arsitektur bergaya kolonial Belanda. Bangunan-bangunan ini seolah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan juga menjadi landmarknya kota Medan.   
Bagi anda yang baru pertama kali berkunjung ke kota Medan tidak ada salahnya jika mengetahui bangunan apa saja yang menjadi warisan sejarah di kota Medan ini.

1. Gedung Balai Kota Lama


Gedung bercat putih dengan arsitektur bergaya khas Eropa klasik ini berdiri anggun diantara bangunan-bangunan bertingkat lainnya yang ada disekitarnya. Dulunya bangunan ini merupakan tempat pertemuan bagi para petinggi Belanda. Setelah era kemerdekaan, dari tahun 1945 pada masa Walikota Medan Mr. Luat Siregar hingga pada masa Walikota Haji Agus Salim Rangkuti, gedung ini dijadikan gedung balai kota Medan hingga bangunan balai kota baru selesai dibangun. Gedung Balai Kota Lama dibangun pada tahun 1908 oleh Hulswit dan Fermont pada masa Hindia Belanda. Gedung ini kemudian pada tahun 1923 direnovasi oleh Eduard Cuypers (sepupu Pierre Cuypers), seorang arsitek bangunan kolonial ternama di Hindia Belanda. Tau nggak kalau ternyata Gedung Balai Kota Lama ini merupakan Kilometer Nol di Medan loh.
Sekarang gedung ini difungsikan sebagai restoran dan merupakan bagian dari komplek dan perkantoran Grand Aston City Hall Medan.

2. Gedung Bank Indonesia


Gedung yang terletak bersebelahan dengan gedung Balai Kota Lama Medan ini juga mempunyai arsitektur khas Eropa klasik. Sama-sama bercat putih serta berdiri anggun didepan lapangan Merdeka Medan. Gedung Bank Indonesia ini merupakan peninggalan pemerintahan Belanda yang kalah peperangan. Didirikan pada tahun 1906 oleh arsitek asal Belanda yaitu Hulswit, Fermost dan Cuypers. Bangunan yang digunakan sebagai pusat perbankkan Belanda dengan nama De Javashe Bank ini resmi beroperasi pada tahun 1907. Sejak kemerdekaan RI tepatnya pada tahun 1951, seluruh bangunan peninggalan Belanda dinasionalisasikan oleh Presiden Soekarno termasuk gedung De Javashe Bank ini. Maka Sejak itu jadilah De Javashe Bank menjadi Gedung Bank Indonesia yang beroperasi hingga saat ini.

3. Kantor Pos



Kantor Pos Medan berdiri tahun 1911 yang didesign oleh Arsitek Belanda yaitu Snuyf. Oleh karena itu bangunan ini memiliki gaya arsitektur Belanda yang kental. Bangunan Kantor Pos memiliki tinggi lebih kurang 20 meter dengan luas bangunan 1200 meter persegi. Kantor Pos berada di Jantung Kota Medan, berada dekat dengan Lapangan Merdeka (Merdeka Walk), Stasiun Kereta Api, Titi Gantung dan Balai Kota Medan. Sampai saat ini bangunan kantor pos masih berdiri kokoh ditengah kota Medan walaupun sudah mengalami beberapa kali renovasi dan menjadi saksi sejarah kota Medan.

4. Stasiun Kereta Api Medan





Stasiun Kereta Api Medan awalnya berdiri sekitar tahun 1920. Bangunan ini berada dipusat kota/jantung kota Medan. Berada dekat dengan beberapa gedung bersejarah dikota Medan seperti Titi Gantung, Gedung Balai Kota, Kantor Pos dan Lapangan Merdeka (serta pusat kuliner Merdeka Walk). Arsitektur bangunan ini sudah mengalami perombakan total dari bentuk aslinya, yang tersisa hanya keberadaan Dipo Lokomotif yang masih berasitektur Belanda, Menara Jam dibagian Stasiun dan bagian atap peron yang menaungi jalur 2 dan 3.

5. Titi Gantung


Titi Gantung dibangun bersamaan dengan perusahaan kereta api DSM yang sekarang berubah nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Perusahaan dan jembatan ini diresmikan pada tahun 1920. Bayangkan berapa lama umur jembatan ini sekarang. Titi ini dibangunan dengan tembok yang kokoh dengan ketinggian 8 M dan lebar 50 M. Sampai saat ini Titi Gantung masih digunakan masyarakat sebagai jembatan penyebarangan.

6. Gedung London Sumatera (Lonsum)



Gedung Bergaya Arsitektur London ini selesai dibangun pada tahun 1909. Gedung yang memiliki teknologi lift pertama di Medan ini dimiliki oleh perusahaan perkebunan karet British "Harrisons & Crosfield" Company yang didirikan oleh Trio Daniel Harrison, Smith Harrison dan Joseph Crosfield pada tahun 1844 di Liverpool - Inggris yang bergelut dalam importir teh dan kopi.
Tahun 1982 "H&C" menjual sahamnya kepada Sime Darby yang merupakan investor utama dalam perkebunan kelapa sawit di Malaysia dan pada tahun 1994 menjual semua aset perkebunannya di Sumatera kepada London Sumatera Plantations Ltd (PT. London Sumatera Tbk). Akhirnya gedung ini menjadi kantor PT. London Sumatera Tbk dan sekaligus menjadi kantor British Consulat dan perpustakaan British Council.

Share this:

,

KOMENTAR

0 komentar:

Posting Komentar