Titi Gantung


Jika anda berada dekat Stasiun Kereta Api Medan, kita akan melihat sebuah jembatan penyeberangan yang dsebut Titi Gantung. Sekilas, tidak ada yang istimewa dengan jembatan ini, mungkin bagi yang belum mengetahui sejarahnya menganggap Titi Gantung hanya sebagai jembatan penyeberangan biasa.



Titi Gantung merupakan salah satu situs bersejarah yang ada dikota Medan. Konon katanya Titi ini dibangun bersamaan dengan perusahaan kereta api DSM yang sekarang berubah nama menjadi PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Perusahaan dan jembatan ini diresmikan pada tahun 1920. Bayangkan berapa lama umur jembatan ini sekarang. Titi ini dibangunan dengan tembok yang kokoh dengan ketinggian 8 M dan lebar 50 M.


Pada masa pemerintahan kolonial Belanda berkuasa, jembatan ini menjadi tempat nongkrong paling favorit pada masa itu dan saat ini Titi Gantung masih sering dijadikan sebagai tempat nongkrong, khususnya bagi warga kota Medan, walaupun tidak seramai dulu. Apalagi banyak pedagang kaki lima yang memarkirkan dagangannya disini. Pengunjung dapat melihat view yang menarik dari atas jembatan ini, seperti melihat kereta api, objek wisata Vihara Setiabudi, Mall Centre Point, dan Lapangan Merdeka (Merdeka Walk).



Titi Gantung dulunya, selain sebagai tempat penyeberangan juga dikenal sebagai pusat penjualan buku-buku bekas dikota Medan. Banyak masyarakat khususnya pelajar yang selalu mencari buku bekas dan murah di tempat ini. Sekarang karena Titi Gantung sudah masuk dalam warisan cagar budaya, maka lokasi penjualan buku-buku bekas bergeser kelokasi lain seperti dipinggiran lapangan merdeka, walapun masih ada terlihat beberapa pedagang buku bekas yang menjual dagangannya dipinggiran Titi gantung.


Saat ini Titi Gantung masih digunakan masyarakat sebagai jembatan penghubung antara Jl. Jawa/Jl. Irian Barat dan Jl. Stasiun Medan. Sebagai warisan cagar budaya mari kita jaga dan lestarikan bangunan-bangunan bersejarah ini.

Share this:

,

KOMENTAR

0 komentar:

Posting Komentar